Paskah
akhirnya menghampiri kita lagi. Saat-saat permenungan puncak kisah sengsara
Yesus Kristus pun kembali mengetuk hati yang dingin ini. Teringat sejenak,
tentang sebuah julukan yang sempat menghampiriku, “Katolik Napas”, alias
“Katolik Natal dan Paskah”. Jelas saja, karena waktu-waktu SMP dan SMA bagi
saya, hanya menyentuh gereja di dua perayaan itu saja.
Apakah
untuk penebusan dosa, ataukah nalar saya sekarang makin membutuhkan Tuhan,
tahun-tahun terakhir saya begitu menikmati jalannya misa di gereja, detik per
detik. Jarang sekali rasa bosan muncul ketika beribadah di gereja, sebuah hal
yang sering muncul ketika masih bersekolah.
Mengikuti
perayaan “Tri Hari Suci”, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci (atau Malam
Paskah), ada beberapa ayat bacaan yang menggelitik saya. Apakah umat lain
merasakan, atau memang sudah sering diperbincangkan? Saya justru baru sadar
sekarang.