Kira-kira 1992
Rasanya sudah cukup baik gambar ini. Tentu saja karena kuambil garis-garis lengkung dalam gambar, dengan sangat pelan sekali. Sangat pelan… pelan sekali… Aku tak ingin garis ini salah, atau keluar dari anganku, kugambar dengan genggam erat pensil itu. Ya, gambar seorang tokoh dari komik “Dragon Ball” berhasil kugambar. Aku suka sekali menggambar.
Hanya sesaat saja, semua berakhir…
Ketika kulihat gambar abangku.
Menurut cerita para tetua, aku menangis (namun aku tak ingat)…
“(suara tangisan)… koko dak bisa gambar kayak teyo, (suara tangisan).”
Di situlah mungkin alam bawah sadarku merekam, aku begitu cemburu pada orang berbakat. Aku menggugat bakat sejak saat itu.